Going Home

Monday, November 10, 2014

Perkembangan Anak



            Menurut Lois Hoffman cs, perkembangan adalah proses yang terjadi dalam diri individu sepanjang rentang kehidupan. Menurut Lerner, perkembangan menunjukan perubahan yang sistematik atau terorganisir dalam diri individu.  Menurut Mussen cs, perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (cirri sifat), yang terjadi secara teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih terorganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien (Sumanto, 2014). Jadi kesimpulan yang dapat dikutip dari atas ialah perkembangan adalah yang mempunyai tujuan memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Masalah Umum
            Bila dalam proses ini hilang dinamikanya disebabkan oleh rusaknya sifat bakat seseorang atau oleh kurangnya stimulasi dalam lingkungan, atau oleh hambatan dalam interaksi bakat dan lingkungan, timbullah gangguan dalam perkembangan seseorang. Sifat gangguan tadi juga banyak dipengaruhi oleh usia pada waktu gangguan itu dating. Seringkali gangguan tersebut menonjol pada salah satu aspek kepribadian seseorang, misalnya gangguan dalam jasmani dan psikomotorik, dalam aspek intelektual, sosial, moral dan kadangkala juga gangguan dalam aspek emosional (Hewett, 1968). Gangguan yang Nampak dalam tingkah laku psikososial dan moral dapat di kategorikan dalam pengertian deviansi. Kita baru dapat menyebutkan sebagai perkembangan yang terganggu bila ada penyimpangan yang jelas dengan pola perkembangan yang rata-rata. Memang ada penyimpangan yang tertentu dengan perkembangan yang rata-rata tersebut, variansi yang ada tadi masih dianggap normal. (Haditono, 2006).

Proses Terjadinya
Terjadinya perubahan dalam aspek, fisik (berat dan tinggi badan) dan psikis (berbicara, berpikir, meningat, berkreasi). Terjadinya perubahan dalam proposi, fisik (bagian-bagian tubuh anak berubah secara proposional sesuai dengan fase perkembangannya) dan psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis). Lenyapnya tanda-tanda yang lama, fisik (hilangnya rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus, dan pineal pada anak) dan psikis (lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif) (Sumanto, 2014)

Prinsip Sifat Perkembangan
            Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (manusia terus berkembang oleh pengalaman maupun belajar). Semua aspek perkembangan saling berkaitan (setiap aspek perkembangan individu baik yang bersifat fisik maupun psikis saling memengaruhi jika salah satu aspek perkembangan, merosotan, atau hilang). Setiap fase perkembangan mempunyai cirri khas (misalnya sampai usai 2 tahun anak perkembangan anak berpusat pada pengenalan lingkungan sedangkan pada usia sampai 6 tahun berpusat pada pengenalan sosial) (Sumanto, 2014).

Pola Perkembangan
            Cephalocaudal dan proximal-distal. Perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah (jantung, paru-paru, dan sebagainya) ke samping tangan (proximal-distal). Struktur mendahului fungsi (anggota tubuh individu akan berfungsi setelah matang strukturnya). Diferensiasi ke integrasi (dari sendiri-sendiri menuju terpadu). Dari konkret ke abstrak (perkembangan berproses dari suatu kemampuan berpikir yang obejknya tampak menuju yang absktrak). Dari egosentris ke perspektivisme (perkembangan berpikir dari perspektif diri sendiri (egois) ke perspektif oranglain, missal kepedulian, toleransi, simpati, dan sebagainya) (Sumanto, 2014)

Ketrampilan Yang Perlu DimilikI
            Ketrampilan menolong diri sendiri (sefl-help skills): misalnya dalam hal mandi, berdandan, makan, sudah jarang, atau bahkan tidak perlu ditolong lagi. Ketrampilan bantuan sosial (social-help skill) anak mampu membantu tugas-tugas rumah tangga seperti menyapu, membersihkan rumah, mencuci dan sebagainya. Ketrampilan sekolah (school skill): meliputi peguasaan dalam hal akademik (misalnya menulis, megranag, matematika, melukis, menyanyi, prakarya dan sebagainya) (Gunarsa,2008)

Norma-norma
            Norma sopan santun, berlaku pada budaya tertentu atau kesepakatan bersama. Norma hukum, pelanggaran yang dilakukan dapat dituntun dan dipaksakan. Norma moral, norma ini tidak bersifat sementara. Misalnya jangan mencuri, jangan membunuh. (Gunarsa, 2008)


Penggolongan Kepribadian
            Tipe Sanguin, orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangannya dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri atau penguasaan diri lemah. Tipe Flegmatik, cenderung dapat menguasai dirinya dengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan kedalam dan mampu melihat, menatap dan memikirkan masalah disekitarnya. Tipe melankolik, orang bertipe ini tidak mudah untuk terangkat, senang atau tertawa terbahak-bahak. Tipe kolerik, cenderung berorientasipada pekerjaan dan tugas. Tipe asertif, perilaku mereka mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan dan mengancam hak lain (Sjarkawi, 2006).

Tujuan Mempelajari Perkembangan
            Tujuannya  supaya dapat melihat perubahan yang terjadi pada manusia dengan pertambahan usia dan pengalaman dalam pertumbuhan fisik, berpikir, dan kepribadian. Dan dapat membandingkan manusia dari latar belakang. Tujuannya juga supaya dapat menjelaskan dan memprediksikan perubahan pada setiap perkembangan. Dalam perkembangan ini supaya dapat melihat reaksi dari awal dilahirkan sampai usia lanjut.

Sistem Interaksi dalam Perkembangan Manusia
            Memberikan gambaran secara sistematis mengenai jenis dan cakupan setiap model. Mengenai kekuatan dan kelemahan masing-masing model. Mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk memperbaiki model yang ada melalui pengkombinasian elemen-elemen konstruktifnya secara lebih comperehensive dan operasional (Sjarkawi, 2006).




Daftar Pustaka
Sumanto. (2014). Fungsi dan teori. Psikologi perkembangan. Yogyakarta: jl. Cempaka Putih No.8
Haditono, K. S. R. (2006, Oktober). Pengantar dalam berbagai bagiannya. Psikologi perkembangan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. In Y. Singgih D. G (Ed.). Jakarta: Gunung Mulia.
Sjarkawi. (2006, Oktober). Peran moral intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri. Pembentukan kepribadian anak. Jakarta: Jl. Sawo Raya.


No comments:

Post a Comment