Going Home

Saturday, September 27, 2014

Manusia dan Afektivitasnya (26 September 2014)

Pada hari ini saya belajar mengenai manusia dan afektivitasnya.

•Yg membedakan manusia dengan tumbuhan: afektivitasnya.
•Afektivitaslah yang membuat manusia ‘berada’ di dunia, berpartisipasi dengan org lain. Afektifitaslah yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif.
•Cara hadir kita di dunia diperdalam oleh afektivitas.

•Afektivitas termasuk kegiatan yang kompleks. 

Yang bukan merupakan perbuatan afektif manusia adalah:

Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.

Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa: Padahal kehidupan afektif
bukan
hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yg spiritual.

Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.

Ada beberapa catatan tentang cinta akan diri, sesama dan Tuhan.

•Org sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka tidak baik. Padahal cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
•Egoisme menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egois hanya mengambil
untung dr apa saja.

•Jika kita mencintai Tuhan dg seluruh jiwa/hati, tdkkah itu sama dg mengasingkan diri dari diri
sendiri? Tidak. Tuhan tidak melawan kita. Ia transenden dan imanen. St. Agustinus: Tuhan
adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Ia = dasar dalam mana semua
manusia saling
berkomunikasi. Makin kita mendekati orang lain, makin kita mendekati Tuhan.

Sumber diambil dari PowerPoint Filsafat Pak Bonar Hutapea


No comments:

Post a Comment